IQT Online - Mahasiswa Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Reguler 3 UIN Alauddin
Makassar Angkatan 2018 sukses melaksanakan KKL/PK yang dilaksanakan di Ponpes
Babul Khaer yang terletak di Kabupaten Bulukumba, pad Jumat-Sabtu, 17-18
September 2021.
KKL (Kuliah Kerja Lapangan)
merupakan salah satu program kegiatan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang
dikelola langsung oleh prodi IQT yang melibatkan seluruh mahasiswa IQT semester
7 dan dibimbing langsung oleh dosen pembimbing yaitu Ustadz Yusran S.Th.I., M.Hum.
Secara tidak langsung, KKL merupakan
salah satu misi program studi IQT yang memberi pengalaman terhadap mahasiswa
secara spesifik di masyarakat guna meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan
keterampilan mahasiswa.
Menurut Muh. Yusuf Pawellangi selaku
Ketua tingkat IQT-R3 “KKL merupakan salah satu misi program studi IQT. Yaitu
bagaimana kita membangun dan memperkokoh hubungan sinergis dengan
lembaga-lembaga baik itu lembaga pemerintah, lembaga sosial, maupun
lembaga-lembaga keagamaan yang lainnya dalam pengembangan kajian ilmu-ilmu al-Qur’an
dan tafsir. Sinergitas yang terjalin dengan baik antar pihak kampus khususnya
Prodi IQT dengan pihak ponpes sehingga pelaksanaan KKL dapat berjalan dengan
baik pada salah satu pranata/lembaga keagamaan, yaitu Pondok Pesantren Babul
Khaer,” jelasnya saat diwawancarai via WhatsApp pada hari Jum’at, 24
September 2021 lalu.
Sementara itu, ia juga mengatakan
bahwa, “Walaupun waktu penyelenggaraan kegiatan KKL ini tergolong singkat hanya
2 hari, di situlah mahasiswa kemudian dituntut untuk dapat menggali dan
mendapatkan informasi agar bagaimana ia kemudian bisa memperkaya informasi
tersebut dengan waktu yang sesingkat itu,” imbuhnya.
Selain itu, Ia juga memaparkan
terkait bagaimana mahasiswa bisa melihat pranata keagamaan itu dengan konsep
ABCD yang juga merupakan bagian dari pembekalan yang di berikan langsung oleh
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang nantinya akan diterapkan oleh
mahasiswa IQT dalam kegiatan KKL.
“Alhamdulillah, dari pembekalan yang
diberikan oleh Bapak Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, beliau membekali
mahasiswa dengan konsep bagaimana melihat pranata keagamaan itu dengan konsep
ABCD, berawal dari sebuah aset yang kemudian bagaimana pranata keagamaan itu
memanfaatkan aset tersebut dan bagaimana feedback atau apa yang mereka
dapatkan dari pemanfaatan aset yang mereka miliki.”
“Berangkat berbekal ABCD, pulang dengan sejuta informasi. Mungkin, ABCD di kacamata
pandang orang lain bisa saja hanya sebuah rangkaian alfabet yg terdiri dari 4
huruf, tetapi ketika kita mengetahui apa yang ada di dalam 4 huruf tersebut,
kita akan bisa membawa pulang alfabet secara keseluruhan dari A-Z. Yang
tentunya ABCD itu konsepnya selalu melihat apa yang mereka miliki, apa aset
yang mereka miliki, apa kelebihan yang mereka miliki, bagaimana mereka
memanfaatkan kelebihan dan aset yang mereka miliki,” sambungnya.
Terakhir, mahasiswa yang lebih akrab
disapa Yusuf ini juga menyampaikan rasa syukur dan harapannya untuk seluruh
Mahasiswa IQT yang telah mengikuti program KKL.
“Alhamdulillah, tak lepas dari izin dan ridha Allah Swt., sehingga program KKL berjalan dengan baik dan harapan saya, semoga apa yang mahasiswa dapatkan di pranata-pranata atau lembaga-lembaga seperti pondok pesantren dapat menambah keilmuan, wawasan, dan pengalaman mahasiswa IQT khususnya di bidang kajian-kajian Ilmu al-Qur’an dan Tafsir,” pungkasnya.
Penulis: Ingrid Triana (IQT-R3)